Suatu ketika, hiduplah sebuah keluarga yang
sederhana. Mereka tak kaya, walaupun juga tidaklah miskin. Pada suatu
malam, saat keluarga itu sedang bersiap untuk makan, ada sebuah ketukan
di pintu depan rumah mereka. Sang Ayah lalu menghampiri pintu itu, dan
membukanya.
Disana, berdiri seorang pria tua, yang berpakaian kumuh, dengan celana yang koyak, dan baju dengan beberapa buah
kancing yang hilang. Pria itu rupanya penjual buah-buahan. Ia bertanya
apakah keluarga itu membutuhkan hidangan penutup. Sang Ayah segera
mengiyakan, sebab, ia ingin agar pria itu segera pergi.
Namun, lama kemudian, hubungan itu menjadi semakin erat.
Setiap minggu, pria tua itu selalu membawakan sekeranjang buah-buahan
pada keluarga tadi. Dan keluarga itu juga selalu membelinya. Keluarga
itu juga menyadari, ternyata pria tua itu juga hampir buta, akibat
katarak yang di deritanya. Tetapi, pria tua itu begitu bersahabat,
sehingga, keluarga itu pun menyadari bahwa, ia orang yang menyenangkan.
Dan mereka selalu menantikan kehadiran pria dengan keranjang buah itu.
Suatu hari, saat hendak menyampaikan buah-buahan, pria tua itu berkata,
"Aku punya anugrah yang sangat besar kemarin. Aku menemukan sekeranjang
pakaian yang ditinggalkan seseorang buatku di depan rumah. Rupanya, ada
yang ingin memberikan keranjang itu buatku."
Keluarga tadi,
yang yakin bahwa pria itu sangat membutuhkan pakaian, lalu berujar, "Ya,
bagus sekali. Anda pasti senang sekali dengan anugrah itu."
Pria tua yang hampir buta itu lalu berkata lagi, "Namun, anugrah
terbesar yang aku dapatkan adalah, aku menemukan keluarga lain yang
lebih patut menerimanya daripadaku.
~~~
Sahabatku, ini
adalah sebuah cermin buat kita. Cermin dimana kita bisa berkaca, dan
memahami, bahwa, terlalu sering kita merasa tak cukup dengan semua
pemberian Tuhan. Terlalu sering, kita berpikir, bahwa, kitalah yang
paling berhak untuk di tolong, yang paling cocok, untuk mendapatkan
pemberian.
Kita, kadang terlalu serakah, terlalu tamak dengan
semua anugrah yang Tuhan berikan buat kita. Seakan-akan, semua yang kita
dapatkan, HANYALAH, buat kita sendiri. Padahal, kita semua tahu, dalam
setiap anugrah yang kita dapatkan, terselip juga hak-hak orang lain.
Dan, akibat ketamakan itu, kitapun kadang enggan untuk berbagi. Enggan
untuk menyampaikan anugrah itu kepada yang lebih patut, dan lebih berhak
menerimanya.
Saya jadi teringat, kata-kata Pak Mario Teguh,
saat ditanya, "Kenapa ada orang yang selalu merasa kurang dan kurang?",
kemudian jawab beliau kurang lebih "Orang yang berhak merasa kurang,
adalah mereka yang suka memberi, karena dia ingin memberikan sesuatu
yang bermanfaat sebanyak-banyaknya kepada mereka yang membutuhkan"
Sahabatku, masih banyak saudara kita, yang mungkin nasibnya tidak sebaik kita...
Thanks....
Salam Motivasi !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar