SUCCESS IS MY RIGHT
Meski bergelar SDTT (Sekolah Dasar Tidak Tamat), pria bermoto
'Success is my right' ini menapaki hidupnya sebagai pembelajar hingga ia sukses
sebagai salah satu motivator kelas atas di Indonesia. Inovasinya di bidang
bisnis motivasi terbilang luar biasa. Selain tampil sebagai pembicara di
berbagai acara seminar, televisi dan radio, ia juga membuka bisnis di bidang
penerbitan, kursus, dan penjualan produk-produk motivasi serta aktif
menyebarkan spirit motivasi di berbagai website, milis dan situs jejaring sosial.
Andrie Wongso sebenarnya
tidak pernah bercita-cita menjadi seorang motivator yang terkenal. Pria
kelahiran Malang, Jawa Timur, 6 Desember 1954 ini justru lebih terobsesi untuk
jadi bintang film terkenal. Bagi sebagian orang mungkin hal itu mustahil untuk
terwujud, namun tidak bagi pemilik nama Tionghoa, Wang Ching Chi ini.
Sebagai anak yang terlahir dalam keluarga miskin, sejak
kecil Andrie menjalani hidup yang penuh liku. Saat duduk di bangku kelas 6 SD,
Andrie yang saat itu masih berusia 11 tahun harus rela berhenti sekolah
lantaran sekolah Tionghoa tempatnya menimba ilmu ditutup saat terjadi gejolak
Gestapu di tahun 1965. "Maka gelar SDTT, Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah
gelar yang saya sandang hingga saat ini," canda anak ke-2 dari 3 bersaudara
ini seperti dikutip dari situs indopos.com.
Sejak putus sekolah, Andrie lebih banyak mengisi masa kecil
hingga remajanya dengan membantu orang tuanya membuat kue lalu menjajakannya ke
toko-toko dan pasar. Selama bertahun-tahun Andrie dan keluarganya menjalani
hari-hari dengan penuh sikap prihatin dan sederhana hingga suatu saat terbersit
tanya yang menggelayut dalam dirinya. Sampai kapan ia harus hidup pas-pasan
seperti ini, tinggal di rumah sewaan yang di dalamnya berisi sebuah sepeda
untuk menjajakan kue, bahkan sekadar koran dan dering telepon pun tidak pernah
ada di rumah mereka.
Dari situ, Andrie mulai berpikir keras untuk merubah
nasibnya. Saat beranjak dewasa, tepatnya di usia 22 tahun, pria bershio Kuda
ini memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Berbekal prinsip, siap menghadapi
apapun di depan dengan berani dan jujur, Andrie pun memulai perjuangannya di
Jakarta dengan bekerja sebagai salesman produk sabun hingga menjadi pelayan
toko.
Kegandrungannya pada kungfu dari kecil serta kemampuannya
bergaul dengan semua kalangan membuatnya mampu mendirikan perguruan kungfu
dengan nama Hap Kun Do. Berkat belajar aliran bela diri yang mengutamakan
kekuatan, kecepatan dan fleksibilitas inilah, Andrie mempunyai sikap mental
positif yaitu disiplin, bertanggung jawab, pantang menyerah, ulet, dan satria.
Dari sini pula bakat mengajar dan memotivasi orang lain, terasah.
Saat film laga dari Taiwan merajai bioskop Tanah Air, Andrie
mencoba peruntungannya dengan melamar sebagai bintang film, profesi yang telah
menjadi impiannya sejak kecil. Bermodal tampang lumayan dan badan yang atletis,
cita-citanya untuk menjadi aktor laga pun akhirnya terwujud setelah perusahaan
Eterna Film Hongkong bersedia untuk menggunakan talentanya dengan kontrak kerja
selama 3 tahun. Tahun 1980, untuk pertama kalinya, Andrie ke luar negeri,
pertama kali naik pesawat dan untuk pertama kali pula berhadapan dengan kamera.
Di sana ia membintangi film Kung Fu Executioner dan Fistful of Talon, serta
satu film nasional bertajuk Surga di Telapak Kaki Ibu.
Namun setelah 3 tahun lebih merasakan suka dan duka menjadi
aktor, ia kemudian sadar bahwa film bukanlah dunianya. Andrie kemudian kembali
ke Indonesia dan memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya. Sepulangnya
ke Tanah Air, banyak orang mencapnya sebagai aktor gagal karena tidak ada satu
film pun yang menjadikan dia bintang utama. Meski demikian, suami Haryanti
Lenny ini merasa dirinya sukses secara mental dalam memperjuangkan impian
menjadi kenyataan. Keyakinan itu menjadi bekal pemikiran bahwa suatu hari, bila
bertemu dengan bisnis yang cocok dengan jiwa dan kemampuannya, dengan
semangat juang yang sama, sukses bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dicapai.
Success is my right, demikian moto hidupnya.
Siapa sangka, Andrie si penyuka olahraga beladiri dan mantan
aktor laga itu rupanya mempunyai sisi sentimentil dalam dirinya. Ia hobi
menulis setiap peristiwa yang pernah mewarnai kehidupannya ke dalam bentuk
kata-kata mutiara yang tersusun rapi di buku hariannya. Suatu ketika salah
seorang teman kos mencontek kata-kata yang dibuatnya, dari situlah muncul ide
membuat kartu ucapan kata-kata mutiara, dengan tujuan, selain untuk memotivasi
diri sendiri, juga untuk membantu memotivasi orang lain melalui kartu ucapan.
Akhirnya pada tahun 1985, dengan bantuan Haryanti Lenny,
sang kekasih yang kini telah menjadi istri sekaligus ibu dari tiga anaknya,
Andrie memulai bisnis membuat kartu dengan label Harvest. Masih terbatasnya
teknologi pada masa itu membuat kartu ucapan digandrungi oleh kawula muda
seantero Nusantara bahkan hingga ke mancanegara. Bisnis yang berawal dari ide sederhana itu di kemudian hari
mampu mengukuhkan pria keturunan Tionghoa ini sebagai raja kartu ucapan.
Di satu sisi, kemajuan usaha yang digeluti serta minimnya
pendidikan formal mendorong Andrie untuk terus belajar. Tiada hari yang
terbuang percuma, tiada hari tanpa membaca. Bahkan waktu luang yang kebanyakan
orang mengisinya dengan liburan atau sekadar bersantai, Andrie justru sibuk
mengasah pengetahuan dan kemampuan diri dengan mengikuti berbagai seminar dan
kursus. Ilmu yang diserapnya dari buku, seminar, dan kursus membuat
naluri bisnis Andrie kian matang. Dari bisnis kartu ucapan, ia mulai melakukan
diversifikasi yang kemudian merambah ke bidang holography, software, mainan
anak-anak, menjadi pengelola beberapa foodcourt, hingga mendirikan MLM Forever
Young. Kemudian, terhitung sejak tahun 1989, ia menjadi motivator intern PT
Harvindo Perkasa (Harvest Fans Club) di berbagai kota. Sejak saat itu, undangan
untuk menjadi pembicara dari berbagai perusahaan, instansi, serta lembaga
pendidikan pun mulai memadati kesehariannya.
Andrie juga banyak diundang untuk menjadi pembicara dan
berbagi rahasia kesuksesannya di berbagai seminar. Ia membangkitkan motivasi
setiap orang untuk tidak berhenti berusaha. Ia yakin dengan modal semangat dan
mental yang kuat setiap orang dapat mencapai cita-citanya asalkan dijalankan
dengan penuh keyakinan. Andrie sendiri tak hanya mampu berbicara namun mampu
membuktikannya. Meski tidak lulus SD, ia dapat meraih kesuksesan.
Kredibilitasnya yang kian diakui mendorong Andrie untuk
mendirikan Action & Wisdom Motivation Training. Semangat untuk senantiasa
berbagi pengalaman dan visinya yang jauh ke depan pada akhirnya menasbihkan
sosok Andrie Wongso sebagai motivator yang handal di Tanah Air. Dari situ,
Andrie kemudian tergerak untuk bergabung di pembelajar.com sebagai kolumnis guna
membangkitkan sikap dan mental sukses kepada sebanyak mungkin orang.
Ketika jam terbangnya sebagai motivator semakin tinggi, ia
terus berinovasi dengan membuat varian produk motivasi serta mendirikan lembaga
pendidikan dan pelatihan dengan nama AW motivation training dan AW Publising
dan Multimedia. Andrie menyebut bisnisnya itu sebagai AW industry motivation.
Karena di Indonesia belum ada yang memiliki produk dan pengembangan bisnis
motivasi seperti yang saat ini terus ia kembangkan. Tahun 2008, sebagai
pengembangan AW Industry Motivation, Andrie mendirikan toko pertama di
Indonesia yang khusus menjual produk-produk motivasi yakni AW Success Shop.
Bahkan tidak jarang, barang-barang yang dijual di tokonya itu diimpor dari luar
negeri.
Motivasi Andrie tak hanya dapat didengar secara langsung
melalui seminar dan training, namun juga dalam bentuk tulisan. Buku pertamanya
yang berjudul 15 Wisdom & Success - Classical Motivation Stories terbitan
Elex Media Komputindo pada April 2005 langsung dicetak ulang dalam hitungan
minggu. Sebagai motivator handal, Andrie selalu membangkitkan semangat para
pengikutnya dengan kata-kata yang inspiratif, misalnya: "Salah satu yang
harus diperbaiki adalah di sektor mental. Sebab, secara keseluruhan mental
bangsa ini memang masih lemah" ; "Dalam bayangan saya, kalau perlu
ada bulan-bulan yang ditetapkan sebagai bulan untuk meningkatkan kekayaan
mentalitas bangsa" ; "Pikiran kitalah yang membuat kita menjadi
populer atau tidak populer, merasa percaya diri atau rendah diri, positif atau
negatif" ; "Jika kita berpikir tentang kesuksesan dan rasa percaya
diri, kita akan merasa kuat dan kompeten, sehingga kita bisa bekerja dan
memperoleh hasil yang lebih baik dengan apapun yang kita lakukan."
Melalui AW publishing, Andrie secara berkala menerbitkan
buku-buku motivasi karangannya. Kebanyakan bercerita tentang kebijaksanaan
dengan latar belakang cerita dari daratan Tiongkok. Buku-buku tersebut kemudian
dijual di etalase AW Success Shop yang sudah mempunyai tiga outlet di Jakarta.
Dedikasi Andrie di bisnis motivasi yang dirintisnya banyak mendapat apresiasi.
Andrie mengaku setiap hari ia membalas ribuan pertanyaan dari orang yang
menjadi follower-nya di twitter maupun teman-temannya di facebook. Belum lagi,
pertanyaan-pertanyaan yang dialamatkan ke websitenya.
Pada tahun 2011, Andrie Wongso berencana untuk melebarkan
ekspansinya sekaligus membuat gebrakan baru di bidang motivasi yakni membuka
sekolah atau tepatnya kursus entrepreneur berbasis kurikulum motivasi. Lembaga
yang rencananya akan diberi label AW Business School itu nantinya akan membuka
kelas dengan standar pendidikan internasional, dengan jangka waktu pendidikan
4-6 bulan saja. Melalui kursus itu, Andrie ingin memberikan nilai lain bagi
para siswanya nanti. Pihaknya akan menyusun kurikulum yang berdasarkan pada
nilai-nilai motivasi. Bahkan, ia sendiri akan turun langsung mengajar di kelas.
Sebagai permulaan, Andrie akan membuka kelas terbatas tanpa
mengkategorikan siswa peserta kelas. Namun untuk ke depannya jika sekolah
tersebut berkembang, tidak tertutup kemungkinan untuk membuat kategori kelas
agar pengajaran yang diterima bisa disesuaikan dengan tingkat kematangan siswa.
Karena yang akan ikut sebagian mungkin adalah para pebisnis.
Di tengah kesibukannya membangun bisnis motivasi, Andrie
tidak melupakan soal regenerasi. Menurutnya, bisnis motivasi yang sudah
terlanjur besar itu tidak boleh terhenti begitu saja. Harus ada generasi
penerusnya. Anak pertamanya, Vicky, tengah digadang-gadang untuk jadi
penerusnya kelak. Akan tetapi, menurut Andrie semua dilakukan dengan tidak
sembarangan, butuh proses dan didukung dengan pendidikan. Tak lupa, Andrie juga
melibatkan anggota keluarga lainnya sebagai orang terdekat, terutama sang
istri. Ia mengaku, tanpa dukungan istri yang selalu setia mengiringi perjalanan
karirnya bahkan pada saat masih berpacaran, dirinya tidak akan bisa seperti
sekarang. Itu sebabnya, di berbagai kesempatan, Andrie selalu
menyatakan betapa hebat sang istri. Begitu pun sebaliknya, sang istri juga
mengaku mengagumi Andrie. Istri Andrie yang akrab disapa Lenny itu bahkan
pernah menerbitkan sebuah buku yang didedikasikannya khusus untuk suami
tercinta, berjudul Andrie Wongso Sang Pembelajar.
Seiring dengan kesuksesan yang diraihnya, Andrie Wongso
menjadi sosok yang sangat sibuk baik sebagai pembicara maupun pengusaha. Namun, ayah dari Vicky, Vendy, dan Valdy ini tak
pernah lalai untuk senantiasa memberikan perhatian pada keluarga tercinta.
Baginya keluarga adalah tempat berpulang untuk melepaskan penat, maka sebisa
mungkin di sela waktunya yang sangat padat, Andrie masih menyempatkan diri
untuk berkumpul bersama istri dan ketiga anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar